Mitos dan Legenda

A. MITOS

       Mitos adalah kepercayaan yang terdapat di dalam masyarakat. Menurut Hari Susanto 
(dalam Dang, 2000: 16), mitos merupakan hasil pemikiran intelektual dan bukan hasil logika;
ia merupakan orientasi spiritual. Roland Barthes (2003:122) menjelaskan bahwa mitos 
termasuk dalam sistem komunikasi. Dengan demikian, ia merupakan sebuah pesan tidak
mungkin dapat menjadi sebuah objek atau sebuah konsep, atau sebuah ide. Mitos adalah 
sebuah model penandaan, yakni sebuah bentuk.
       Van Peursen dalam Cut Aja Fauziah (2008: 5) menyatakan bahwa pantangan dan 
anjuran adalah bagian dari mitos. Dalam Kamus Minangkabau (2001: 640), pantangan
adalah sesuatu hal yang terlarang menurut adat atau kepercayaan. Kepercayaan adalah suatu 
keyakinan terhadap sesuatu. Pantangan yang sering juga disebut takhayul adalah kepercayaan 
yang oleh orang berpendidikan Barat dianggap sederhana tidak berdasarkan logika sehingga 
secara ilmiah tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dalam masyarakat Minangkabau,
pantangan menjadi sesuatu yang harus dijauhi oleh masyarakat. Pantangan tidak dapat 
dilanggar, karena dipercaya mendatangkan kerugian pada orang yang melanggar pantangan 
tersebut.

Contoh : 
"Jangan menyapu setengah-setengah, nanti jodohnya brewokan / buruk."

       Mitos ini biasanya dilontarkan pada anak gadis yang tidak bersih menyapu lantai. Akhirnya keluar kalimat menakutkan yang mengatakan bahwa sesiapa menyapu tidak bersih atau setengah-setengah, maka akan mendapat jodoh yang buruk, maka anak gadis akan langsung membersihkan lantai dengan sebersih-bersihnya.

       Anak gadis mana yang ingin jodohnya buruk, padahal jodoh ditentuin oleh Tuhan bukan sama sapu xixi. Pada zaman dahulu, orang yang brewok adalah orang-orang seperti preman atau penjahat.


B. LEGENDA

       Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri mirip
dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci.
Berlainan dengan mite, legenda tokohnya manusia, walaupun ada kalanya
mempunyai sifat-sifat luar biasa, dan seringkali juga dibantu makhluk-makhluk
ajaib. Tempat terjadinya adalah di dunia seperti yang kita kenal kini karena
waktu terjadinya belum terlalu lampau. Sebaliknya, dongeng adalah prosa rakyat
yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh empunya cerita dan dongeng tidak
terikat waktu maupun tempat (Bascom dalam Danandjaja, 1994: 50).

Contoh :
Legenda Danau Toba

       Hidup seorang petani miskin di daerah Tapanuli Utara. Petani itu sangat rajin bekerja. Selain bertani, dia juga sering memancing ikan. Hasil tangkapannya bisa dijadikan lauk untuk makan sendiri ataupun dijual. 
       Suatu hari saat petani pergi memancing. Tak disangka, sampai sore belum ada satu ikan pun yang berhasil didapat. Petani terus bersabar menunggu. Menjelang senja, kailnya mulai bergerak-gerak. Oh, petani mendapat ikan besar!
       Betapa senangnya petani. Selain besar, ikan itu memiliki sisik yang indah yang berwarna keemasan. Tiba-tiba, ikan itu berbicara.
       "Petani, tolong kembalikan aku ke air. Aku masih ingin hidup." pinta ikan.
       Si petani terkejut tetapi juga merasa kasihan. Ikan itu lalu dilepasnya kembali ke dalam air. Dan terjadi keajaiban lagi. Ikan itu berubah menjadi seorang putri yang cantik!
       "Petani, akulah putri jelmaan ikan yang tadi. Terima kasih atas kebaikanmu. Sebagai balasannya, aku bersedia menjadi istrimu." Si petani uang senang pun menjadikan putri itu sebagai istri.
       "Oh ya, Petani. Ada satu syarat yang tak boleh kau langgar. Jika nanti kita punya anak, jangan pernah memberitahu bawa dia adalah keturunan jelmaan ikan."
       "Baiklah, Putri. Aku berjanji tidak akan melanggar syarat itu," kata Petani.
       Setelah menikah, Petani dan Putri dikaruniai seorang anak laki-laki. Anak itu sangat gemar makan. Dalam sehari, dia bisa makan berkali-kali. makanan untuk ayah dan ibunya pun sering dilahapnya.
       Suatu hari, Putri mneyuruh anaknya membawakan makanan untuk Petani yang sedang bekerja. anak laki-laki itu lalu mengantarkan makanan ke sawah. Tetapi di tengah perjalanan,Ia memakan makanan untuk Perani. Sesampainya di sawah, petani hanya menerima tempat makan yang sudah kosong. Petani yang sedang lapar dan haus itu menjadi kesal.
       "Apa? Makanan itu sudah kau makan sendiri? Apa kau tidak tahu ayahmu ini sangat lapar?" kata Petani.
       "Maaf, Yah. Aku tidak tahan melihat makanan-makanan itu. Jadi aku habiskan semuanya," Sahut si anak laki-laki.
       "Dasar kau anak ikan!" sahut Petani kesal. Anak laki-laki itu pun terkejut.
       "Apa Yah? Aku anak ikan?"
        Petani itu pun terkejut. Ia baru menyadari telah melanggar syarat yang telah diajukan istrinya. Anak laki-laki itu pun pulang menemui ibunya.
       "Bu, apakah benar aku anak ikan?" tanya anak itu pada Putri.
       Putri terkejut. Dia sedih dan tak menyangka suaminya akan melanggar janji. Dia pun mengajak anaknya pergi dan memghilang di suatu tempat. Di tempat mereka menghilang itu keluar sebuah mata air. Semakin lama, mata air itu membentuk sebuah genangan besar seperti sebuah danau yang luas. Danau itulah yang saat itu disebut Danau Toba.

DAFTAR PUTAKA

repository.unand.ac.id 
https://google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.unand.ac.id/19723/3/BAB%2520I.pdf&ved=0ahUKEwit1dDh6eHSAhWLPo8KHdlVAFgQFgggMAQ&usg=AFQjCNHC1qPy7eKDl8jFdOBA7NYHjhLNNw&sig2=cQXugZgdbFev0Enc0D2xbg 

https://instagram.com/faktadanmitos/ 
https://instagram.com/p/BRqZRNIlMuu/ 

eprints.uny.ac.id 
https://google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.uny.ac.id/9918/3/BAB%25202%2520-%252005210141003.pdf&ved=0ahUKEwje4syv6-HSAhVCp48KHbdXAE84ChAWCCgwBw&usg=AFQjCNGPfqkaIqWy71YTskEh8r3zCpV6eg&sig2=QnWXeHkr9Mv6L3tUmV6XKQ 

https://books.google.co.id/books?id=4MUMT2-V9vcC&pg=PA3&dq=mitos+dan+legenda&hl=jv&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=mitos%20dan%20legenda&f=false 

0 komentar:

Posting Komentar

Vote

Pendapatmu Bagaimana?

Powered by BooRoo.com

Sangat Baik0%
Baik0%
Cukup0%
Kurang Baik0%

Create a Free Web Poll