Bilangan Bulat dan Bilangan Riil

0 komentar
A. Bilangan Bulat
Menurut Muh. Arif Tiro dkk (Teori Bilangan, 2008:111) mengatakan bahwa Sifat dasar bilangan bulat dimulai dengan definisi, karena definisi adalah cara formal untuk menjelaskan suatu pengertian dalam matematika.Jika n bilngan bulat, maka – n didefinisikan tunggal sehingga n + (n)= (-n) + n = 0.
Himpunan bilangan bulat adalah gabungan dari hmpunan bilangan cacah dan himpunan bilangan asli sehingga untuk setiap bilangan bulat n belaku sifat n + (n) = (-n) + n = 0. 
Sifat yang berlaku dalam himpunan bilangan bulat akan dibicarakan lebih terperinci sebagai berikut :
1.      Sifat Tertutup
·   Sifat tertutup terhadap penjumlahan ada dengan tunggal yakni untuk setiap a dan b di dalam Z maka (a + b) juga di dalam Z
·   Sifat tertutup terhadap perkalian ada dengan tunggal, yakni untuk setiap a dan b didalam Z maka a x b juga ada di dalam Z

2.      Sifat Komutatif
· Sifat komutatif penjumlahan yaitu untuk setiap a dan b didalam Z berlaku a + b = b + a.
  Sifat komutatif perkalian yaitu  untuk setiap bilangan bulat a dan b berlaku a x b = b x a.


3.      Sifat Asosiatif
·   Sifat asosiatif terhadap penjumlahan yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c berlaku sifat (a+b)+c=a+(b+c)
 Sifat asosiatif terhadap perkalian yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c berlaku (a x b) x c = a x (b x c)

4.      Sifat Distributif
·  Sifat distributif kiri perkalian terrhadap penjumlahan, yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b dan c berlaku sifat
a x (b + c) = (a x b) +(a x c)
 Sifat distributive kanan perkalian terhadap penjumlhan yaitu untuk sebarang bilangan u;at a, b, dan c berlaku sifat
(a + b) x c = (a x c) + (b x c)

5.      Unsur Identitas Penjumlahan 
  Untuk setiap bilangan bulat a, selalu berlaku a + 0 = 0 + a = a sehingga 0 disebut unsur identitas penjumlahan

6.      Unsur identitas perkalian 
     Untuk setiap bilangan bulat a, ada dengan tunggal bilangan bulat 1 sehingga a x 1 = 1 x a = 1 sehingga satu disebut unsur identitas perkalian.

Sifat kesamaan berikut penting untuk diketahui :
a.       Refleksi yaitu setiap bilangan bulat a berlaku a = a
b.      Simetris yaitu jika a = b maka b =a  untuk sebarang bilangan bulat a dan b ;
c.       Transitif yaitu jika a = b dan b = c maka a = c untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c.
d.      Substitusi, yaitu jika a = b, maka dapat disubstitusi untuk a, dalam suatu persyataan tanpa merubah nilai dari peryataan tersebut.


 Contoh : ..., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,...

 B. Bilangan Riil (Nyata)

     Bilangan riil merupakan gabungan bilangan rasional dan bilangan irasional. Bilangan real juga dapat diartikan sebagai sekumpulan bilangan (rasional dan irasional) yang dapat mengukur panjang, bersama-sama dengan negatifnya dan nol. Bilangan rasional sebagai bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b,dengan a,b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0 . Dengan demikian bilangan rasional dapat berupa bilangan bulat ,bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau bentuk desimal atau campuran. Sedangkan bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk a/b dengan a,b bilangan bulat dan b ≠ 0. Misalnya :. Bentuk-bentuk akar merupakan bilangan irasional,bilangan-bilngan ini adalah akar-akar bilangan rasional yang tidak rasional. Bilangan rieal dapat dipandang sebagai pengenal untuk titik-titik sepanjang garis mendatar. Bilangan ini akan mengukur jarak ke kanan atau kekiri daru suatu titik asal yaitu titik nol (0).

  Contoh : 0, 1, 2, ½, 4/7, 55/7, √2, √3, √5, ....


  Sumber : 

 Astuty, B. (2009). Ayo Belajar Matematika.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
    M. Cholik A. Dan Sugijono, Matematika untuk SMP Kelas IX, Jakarta : Erlangga.
      

Persebaran Flora dan Fauna Berdasarkan Iklim

0 komentar
       Di bumi, terdapat berbagai jenis flora dan fauna. Jenis flora - fauna ini biasanya memiliki karakteristik yang berbeda dari satu tempat dan tempat lainnya.Persebaran flora dan fauna di permukaan bumi ini tidak merata. Persebaran itu tergantung pada beberapa faktor seperti perbedaan iklim, keadaan tanah, relief muka bumi, dan makhluk hidup.

       Unsur-unsur iklim banyak mempengaruhi jenis flora dan fauna, seperti suhu yang tinggi misalnya dapat menyebabkan asimilasi asam arang dan transpirasi. Hal ini berpengaruh terhadap kebutuhan air pada tumbuhan. Udara yang basah dan kering juga dapat mempengaruhi transpirasi dan pembuahan. Selain itu, angin juga sangat berpengaruh dalam proses penyebaran flora - fauna. Angin dapat menyebabkan biji-bijiandan spora tersebar ke mana-mana yang kemudian membuatnya tumbuh di berbagai tempat.

       Tanah yang merupakan bidang nutrisi bagi tumbuhan juga mempengaruhi persebaran makhluk hidup. Sifat-sifat tanah, seperti teksturnya, strukturnya, kadar udara dan kadar air, suhunya, kadar kimiawi, serta unsur biologinya sangat menentukan jenis tanaman yang tumbuh di tempat itu.

       Yang dimaksud relief muka bumi adalah tinggi rendahnya permukaan bumi. Perbedaan tinggi rendahnya muka bumi berpengaruh terhadap angin dan juga suhu. Sedangkan angin dan suhu berpengaruh terhadap tetumbuhan serta terhadap kehidupan hewan. Selain itu relief muka bumi ini juga mempengaruhi pola penyinaran matahari.

       Menurut habitatnya, jenis dan persebaran flora dan fauna dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu persebaran flora-fauna di darat dan persebaran flora-fauna di air. Kelompok-kelompok inilah yang disebut dengan istilah Bioma. Bioma sendiri merupakan sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu di permukaan bumi. Adanya variasi bioma di permukaan bumi disebabkan oleh adanya variasi iklim.Pola iklim dipengaruhi oleh energi cahaya matahari yang masuk ke permukaan bumi.

       Iklim ditentukan oleh faktor letak geografis intensitas cahaya matahari, ketinggian tempat dan letak lintang, serta aliran massa udara. Unsur-unsur iklim terdiri dari suhu, curah hujan, penyinaran, angin, dan kelembaban.

       Bioma di darat, jenis serta persebaran flora dan fauna terbagi menjadi bioma gurun pasir, bioma padang rumput, bioma hutan basah, bioma hutan gugur, bioma taiga, dan bioma tundra.

1. Gurun Pasir 
       Gurun yang panas merupakan daerah-daerah dalam wilayah iklim tropis dan subtropis yang mempunyai curah hujan yang rendah. Curah hujan rata - rata kurang 20 cm setiap tahun dan intensitas matahari yang tinggi. Gurun memiliki suhu permukaan 60°C selama siang hari. Gurun merupakan suatu daerah yang memiliki sifat tanah berupa batuan atau lempung, biasanya mudah pecah-pecah. Sering kali tanah menjadi berkerikil, berpasir, bergeluh atau berbatu, tetapi selalu bersifat kering.Bioma hutan gurun hanya dapat dihuni oleh tumbuhan dan hewan yang mempunyai adaptasi yang tepat terhadap lingkungan. Tumbuhan gurun beradaptasi dengan berbagai cara seperti memiliki daun yang kecil (berduri) dan mempunyai akar yang panjang. Dengan struktur seperti itu, tumbuhan dapat mengurangi penguapan dan mendapatkan air dari tempat yang dalam. Bioma gurun banyak ditemukan di Sahara Afrika, Gurun Gobi di Mongolia, dan di Australia.

2. Padang Rumput
       Padang rumput yang terdapat di daerah tropis dan subtropis biasanya berbentuk sabana yang terdiri dari pepohonan yang tersebar berjauhan. Padang rumput tropis berbeda dari padang rumput daerah iklim sedang yang sering tidak berpohon, kecuali di sepanjang batang air.Yang penting bagi padang rumput adalah musim kemarau, kebakaran sering terjadi, dan aktivitas pemakanan rumput oleh mamalia besar menyebabkan pencegahan pembentukan semak berkayu dan pohon-pohon. Kelangkaan pepohonan dan berlimpahnya rerumputan, ditambah dengan hujan dan kekeringan yang bersifat musiman menentukan jenis hewan di padang rumput. Hewan pepohonan jarang ditemukan. Walaupun ada, berjumlah sedikit dan terbatas pada belukar dan lahan hutan yang terpencil. Berlimpahnya dan keragaman rerumputan menyebabkan padang rumput merupakan tempat ideal untuk herbivora. Hewan Herbivora yang besar tidak mampu hidup terus-menerus sepanjang tahun dan harus berpindah-pindah selama musim panas untuk mendapatkan air atau mencari daerah yang baru. Herbivora yang lebih kecil harus beradaptasi dengan cara yang lain, seperti tidur selama masa musim dingin.

3. Hutan Basah
       Bioma hutan basah merupakan jenis hutan yang paling subur. Bioma hutan basah terdapat di daerah tropis yang basah dengan curah hujan yang tinggi dan tersebar sepanjang tahun, serta mendapatkan sinar matahari yang cukup seperti di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Australia Timur Laut. Pohon pada bioma ini dapat cepat dikenali dengan adanya kanopi pada bagian atas pohon. Kanopi seringkali rapat sehingga menyulitkan cahaya matahari untuk mencapai tanah yang ada di bawahnya, ketika kanopi terbuka maka akan banyak pohon atau tanaman merambat yang berkayubersaing untuk mendapatkan sinar matahari. Dalam hutan ini pohonnya tinggi-tinggi, dan umumnya berdaun lebar dan selalu hijau, memiliki berbagai jenis tanaman. Sering terdapat paku-paku pohon, tanaman merambat berkayu lianan yang sering dapat mencapai puncak pohon-pohon yang tinggi, dan epifit seperti paku pakuan, anggrek, dan lain-lain. Hutan ini kaya akan jenis hewan invertebrata dan vertebrata.

4. Hutan Gugur
       Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim kontinen sedang dengan musim dingin yang keras, seperti di ujung selatan Benua Amerika, Amerika Serikat bagian Timur, kepulauan Inggris, dan Australia. Jumlah tumbuhan di bioma hutan gugur jumlahnya sedikit dan tidak terlalu rapat. Pohon-pohon yang dominan adalah pohon-pohon yang berdaun lebar yang menggugurkan daunnya pada musim dingin, ketika suhu yang ada terlalu rendah untuk melakukan fotosintesis dan kehilangan air. Transpirasi tidak dengan mudah digantikan dari tanah yang beku. Curah hujan di daerah ini berkisar antara 750 mm - 1.000 mm. daerah ini mempunyai 4 musim yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Hewan-hewan banyak tetapi aktivitasnya bermusim.

5. Taiga
       Bioma taiga terdiri dari jenis-jenis konifer. Bentuk daun dari tumbuhan ini seperti jarum dan berlapis zat lilin untuk tahan terhadap kekeringan.Sebagian besar hutan taiga didominasi oleh satu atau beberapa jenis pohon. Taiga adalah bioma teristerial terbesar di atas bumi yang meluas dalam suatu wilayah yang lebar melintasi Amerika Utara bagian Utara dan Eurasia hingga perbatasan selatan tundra Arktik. Taiga mengalami hujan salju yang lebat selama musim dingin. Di daerah ini musim dingin cukup panjang, sedangkan musim kemarau yang panas sangat singkat.

6. Tundra
       Istilah tundra bermakna dataran tanpa pepohonan. Suhu yang sangat dingin dan angin yang sangat kencang menjadi faktor penentu tidak adanya pohon dan tumbuhan tinggi lainnya di tundra Arktik dan di Alaska Tengah. Walaupun mendapatkan curah hujan yang sedikit, tetapi wilayah tundra tetap membeku dan tandus. Hal ini disebabkan oleh air hujan tidak dapat menembus tanah bagian bawahnya dan akan menumpuk di dalam kolam di atas bunga tanah yang dangkal selama musim panas yang pendek. Tundra menutupi luas yang sangat besar di Arktik, yaitu mencapai 20% permukaan tanah bumi. Kecepatan angin yang tinggi dan suhu yang dingin menciptakan komunitas tumbuhan yang sama, yang disebut tundra alpina. Bioma tundra terdapat hampir di seluruh Arktik dan pulau - pulau kecil dekat Antartika.

Berdasarkan kadar garamnya, habitat air dibedakan menjadi tiga, yaitu habitat air tawar, habitat pantai, dan habitat laut.

1. Air Tawar
       Habitat air tawar merupakan kehidupan yang terdapat di perairan tawar. Habitat air tawar kebanyakan berupa air pedalaman. Kadar garam dalam habitat ini sangat rendah sehingga sering diabaikan. Tumbuhan dan hewan telah beradaptasi dengan air tawar. Yang termasuk habitat air tawar adalah sungai, kolam, danau, dan rawa. Vegetasi (tumbuhan) yang hidup di habitat air tawar ini adalah eceng gondok, teratai, dan berbagai jenis alga. Sementara itu, jenis hewan yang hidup berupa aneka jenis ikan tawar, seperti mujair, ikan mas, gurame, dan sebagainya.

2. Pantai
       Habitat pantai merupakan habitat yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Organisme pada pantai mempunyai adaptasi terhadap terpaan gelombang. Terpaan gelombang dan ombak memindahkan partikel lumpur dan pasir, dan beberapa alga besar atau tumbuhan pada habitat ini. Banyak hewan, seperti cacing dan remis pemakan suspensi serta krutase pemangsa, membenamkan dirinya di dalam pasir atau Lumpur. Hewan di habitat ini akan mengambil makanan ketika air pasang. Sedangkan hewan lain, seperti kepiting dan burung pantai, adalah pemakan bangkai atau pemangsa organisme lain. Vegetasi yang hidup biasanya memiliki ciri menjalar dengan geragih yang panjang, berakar besar, contohnya rumput angin, pandan pantai, bakung pantai, dan sebagainya.

3. Laut
       Luas lautan meliputi 70% dari luas permukaan bumi. Habitat laut berbeda dengan habitat air tawar. Hal ini dapat dibuktikan dengan tumbuhan laut. Jika ditempatkan di air tawar, maka tumbuhan tersebut akan mati, begitu pula sebaliknya. Faktor-faktor yang memengaruhi organisme yang ada di laut adalah cahaya, naik turunnya suhu udara, kondisi fisik laut, dan salinitas (kadar garam). Air laut mengandung semua unsur kimia yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan protoplasma sehingga air laut merupakan habitat yang cocok untuk sel-sel hidup dengan syarat sel-sel tersebut disesuaikan dengan konsentrasi garamnya.
       Habitat laut ini dibedakan menjadi fotik dan afotik. Fotik adalah daerah yang tercangkup cahaya. Vegetasi yang hidup umumnya berupa rumput-rumputan, sedangkan hewan yang hidup biasanya berupa aneka ragam ikan dan udang-udangan. Afotik sendiri merupakan daerah yang tidak terjangkau oleh cahaya. Di wilayah ini organisme yang hidup berupa phytoplankton dan zooplankton atau hewan- hewan yangberukuran kecil, misalnya hewan bentos.

Sumber :

Dewi,Nurmala,2009.Goegrafi jilid2 Untuk SMA dan MA Kelas XI.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Dewi,Nurmala,1997.Geografi Untuk SMU.Bandung:Penerbit Maulana.

Soegimu,Roswanto,2009.Geografi untuk SMA/MA kelas XI Program Studi Ilmu Sosial.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Perkembangbiakkan Secara Seksual dan Aseksual

0 komentar

       Reproduksi adalah kemampuan mahluk hidup untuk menghasilkan keturunan.  Tujuan mahluk hidup bereproduksi ialah untuk memprtahankan kelangsungan hidup jenisnya. Mahluk hidup sebagai organisme mengalami perkembangbiakan (reproduksi). Perkembangbiakan dapat terjadi secara seksual atau aseksual.

1. Aseksual
 Perkembangbiakan aseksual adalah perkembangbiakan tanpa melibatkan alat reproduksi sehingga tidak terjadi proses fertilisasi atau pertemuan antara gamet jantan dan gamet betina. Biasanya yang mengalami perkembangbiakan secara aseksual adalah tumbuhan dan hewan yang tidak memiliki tulang belakang.

a). Tumbuhan
 Tumbuhan mempunyai beberapa perkembangbiakan aseksual alami, yaitu:

- Umbi, meliputi umbi batang (kentang dan ubi jalar), umbi lapis (bawang), sera umbi akar (dahlia)

- Batang di bawah tanah, meliputi sucker (pisang dan pinang), rizoma (jahe dan lengkuas), serta kormus (bakung dan gladiol)

- Batang menjalar di atas tanah, meliputi stolon/geragih (strawberi), runner (semanggi), offsets (eceng gondok), tunas adventif (cocor bebek, pinus, dan sukun), serta bulbil (nanas dan lidah buaya).

b). Hewan
    Pada hewan perkembangbiakan aseksual dilakukan oleh hewan tingkat rendah (invetrebrata).  
Hewan
Cara Perkembangbiakan Aseksual
Contoh Hewan
Porifera
Bertunas dan fragmentasi
Euplectella sp.
Coelenterata
Bertunas
Hydra dan Obeloa
Cacing
Fragmentasi
Cancing hati dan cacing pita
Arthropoda
Partenogonisis
Lebah, kalajenging, dan laba-laba

2. Seksual
  Perkembangbiakan secara seksual adalah perkembangbiakan yang melibatkan alat reproduksi sehingga terjadi proses fertilisasi atau pertemuan antar gamet jantan dan gamet betina. Umumnya hewan bertulang belakang yang mengalami perkembangbiakan secara seksual, seperti ikan, sapi, kucing, anjing, katak, kura-kura, burung.

a). Tumbuhan
       Organ seksual tumbuhan berbiji berupa bunga. Tumbuhan berbiji berkembang biak secara seksual melalui tahap pembentukan gamet, penyerbukan putik oleh benang sari, dan pembuahan. Penyerbukan merupakan tahap yang penting dalam perkembangbiakan tumbuhan berbiji. Agar benag sari sampai ke putik, tumbuhan mengembangkan adaptai yang berbeda-beda, yaitu:

- Anemogami
Penyerbukan yang dibantu oleh angin. Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh angin, cenderung memiliki serbuk sari yang banyak dan ringan. Contoh :
jagung dan rumput

- Hidrogami
Penyerbukan yang dibantu oleh air. Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh air adalh tumbuhan air. Contoh tumbuhan paku air.

- Zoidiogami
Penyerbukan yang dibantu oleh hewan, dibagi lagi menjadi penyerbukan yang  dibantu serangga (entomogami), dan penyerbukan yang dibantu oleh burung (ornitogami). Tumbuhan tersebut mempunyai nektar dan bunga yang dapat menarik perhatian hewan. Selain itu, proses penyerbukan juga dibedakan berdaarkan serbuk sari, yaitu:

- Autogami  (penyerbukan sendiri) yaitu serbuk sari membuahi putik dari satu bunga.

-Geitonogami (penyerbukan tetangga) yaitu serbuk sari berasal dari bunga lain dalam satu individu tumbuhan.

- Alogami (penyerbukan silang) yaitu serbuk sari berasal dari bunga tumbuhan lain sejenis.

- Bastar yaitu serbuk sari berasal dari bunga jenis lain.

b.) Hewan
  Sebagian besar hewan mempertahankan hidupnya melalui perkembangbiakan seksual. Bentuk adaptasi hewan untuk meningkatkan keberasilan dalam proses
perkembangbiakan, yaitu:

- Mempunyai organ perkembangbiakan yang terpisah antara jantan dan betina. Namun demikian, ada hewan yang mempunyai alat reproduksi jantan dan betina (hermafrodit), misalnya ubur-ubur dan cacing.

-  Fertilisasi dapat dilangsungkan secara internal (di dalam tubuh) seperti mamalia, atau  secara eksternal (di luar tubuh) seperti ikan dan katak.

-   Memelihara embrio dengan cara yang berbeda, yaitu:
1.)   Vivipar , embrio berkembang di dalam tubuh induk, memperoleh makanan dari  induk, kemudian dilahirkan. Contoh: kerbau.
2.)   Ovipar, embrio dilindungi struktur bercangkan dikeluarkan dan menetas di luar  tubuh induk. Contoh: unggas.

Sumber : Aloysius, S., Sukirman. (2008). Biology bilingual. Jakarta: Yudhistira.

Efek Rumah Kaca

0 komentar
Apa Itu Efek Rumah Kaca?

       Efek rumah kaca adalah peristiwa alamiah yang terjadi akibat pantulan panas di dalam rumah kaca yang digunakan petani menanam sayuran pada musim dingin di negara yang terdapat musim dingin. Sinar matahari masuk ke dalam rumah kaca untuk membantu proses asimilasi. Sisa panas dari matahari yang seharusnya dikeluarkan ke atmosfer, dipantulkan kembali panas tersebut oleh bilik kaca dan atap kaca sehingga suhu udara di dalam bilik kaca (ruangan) tersebut naik dan menjadi hangat. Pantulan panas tersebut kembali ke ruangan dan menjadikan suhu dalam ruangan hangat, hal itulah yang disebut dengan efek rumah kaca.

Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca

      Di sekeliling bumi, terdapat lapisan atau selimut yang terbentuk karena adanya gas rumah kaca dan partikel melayang-layang di atmosfer bumi. Lapisan di atmosfer bumi ini memantulkan kembali panas dari bumi sehingga bumi menjadi hangat. Gas rumah kaca merupakan faktor penyebab efek rumah kaca yang utama, sementara partikel yang melayang-layang di atmosfer bumi hanya memberikan konstribusi yang relatif kecil terhadapnya. Gas Rumah Kaca adalah gas yang timbul secara alamiah dan merupakan akibat kegiatan industri. Contoh gas rumah kaca yaitu karbon dioksida, metana, nitrogen oksida, dan lain-lain. Jika gas rumah kaca terlepas ke atmosfer dan sampai pada ketinggian troposfer, yang akan terbentuk ialah lapisan selimut atau rumah kaca yang menyelimuti bumi. Partikel yang melayang-layang di atmosfer bumi berasal dari letusan gunung berapi berupa abu vulkanik atau debu. Saat melayang-layang di atmosfer bumi sebelum kemudian jatuh ke bumi, debu atau abu vulkanik tersebut sebagai lapisan selimut yang menyelimuti bumi.
       Rumah kaca inilah yang akan memantulkan sebagian panas dari bumi kembali lagi ke bumi, sehingga atmosfer dan bumi menjadi hangat. Bila hal ini terus berlanjut, maka dampak efek rumah kaca yang terjadi adalah dunia terancam mengalami pemanasan global. Para pakar klimatologi memperkirakan bahwa suhu atmosfer bumi telah naik rata-rata sebesar 0,5 derajat celcius dari 100 tahun yang lalu. Pendapat tersebut juga didukung berdasarkan pengamatan 30 tahun terakhir ini, yaitu terjadi kenaikan suhu rata-rata udara di seluruh dunia sebesar 2 derajat celcius. Pada beberapa bagian belahan bumi ada kenaikan suhu rata-rata udaranya lebih besar dari 2 derajat celcius, misalnya kota bandung mencapai hampir 4 derajat celcius, kota jakarta 5 derajat celcius. Kenaikan suhu rata-rata tersebut akan terus bertambah bila tidak ada usaha pencegahan pemanasan global ini. Ini berarti bahwa bencana benar-benar mengancam umat manusia. Bencana tersebut yaitu berupa dampak pemanasan global akibat efek rumah kaca.
       Efek rumah kaca menurut H. J. Mukono biasa juga disebut sebagai the greenhouse effect yang berpengaruh terhadap kehidupan di bumi yang memerlukan energi dan radiasi panas matahari. Radiasi panas bergelombang pendek (0,3 sampai dengan 3 um) yang ditangkap dan diserap oleh atmosfer bumi, menjadi penyebab suhu di atmosfer bumi meningkat. Sebagian radiasi panas ini akan diteruskan ke ruang angkasa dan sebagian akan diserap oleh permukan bumi. Radiasi dengan panjang gelombang 3 sampai dengan 100 um selain akan menyebabkan pemanasan atmosfer bumi, akan diserap juga oleh permukaan bumi.
 

Sumber : Wisnu Arya Wardhana, 2010. Dampak Pemanasan Global. Penerbit CV Andi Offset : Yogyakarta

Vote

Pendapatmu Bagaimana?

Powered by BooRoo.com

Sangat Baik0%
Baik0%
Cukup0%
Kurang Baik0%

Create a Free Web Poll