Analisa Seribu Tahun Lagi Jepang Punah - Andai tak menyikapi penurunan
angka kelahiran, seribu tahun lagi, Jepang punah. Ini catatan dari
beberapa peneliti Jepang sebagaimana warta AFP pada Jumat (11/5/2012).
Beberapa sivitas akademika di kota Sendai, Jepang utara, mengatakan
penduduk anak-anak di Jepang, yang berusia sampai 14 tahun dan sekarang
berjumlah 16,6 juta, menyusut dengan angka satu dalam setiap 100 detik.
Ramalan
mereka menunjuk kepada Jepang tanpa anak kecil dalam waktu satu
milenium. "Jika angka kemerosotan ini berlangsung terus, kita akan dapat
merayakan Hari Anak pada 5 Mei 3011 sebagai hari libur masyarakat,
sebab hanya akan ada satu orang anak," kata Hiroshi Yoshida, profesor
ekonomi di Tohoku University.
"Namun 100 detik kemudian takkan ada anak yang tersisa," katanya.
"Kecenderungan secara keseluruhan tersebut menuju kepada kepunahan, yang
berawal pada 1975, ketika angka kesuburan di Jepang anjlok di bawah
dua," imbuhnya.
Yoshida mengatakan ia menciptakan jam penduduk guna mendorong pembahasan mendesak mengenai masalah itu.
Satu studi lain awal tahun ini memperlihatkan penduduk Jepang
diperkirakan menyusut jadi sepertiga jumlah saat ini, 127,7 juta, dalam
waktu satu abad.
Proyeksi pemerintah memperlihatkan angka kelahiran hanya akan mencapai
1,35 anak per satu perempuan dalam waktu 50 tahun, jauh di bawah angka
pergantian.
Sementara itu, harapan hidup --yang sudah menjadi salah satu yang
tertinggi di dunia-- diperkirakan akan naik dari 86,39 tahun pada 2010
jadi 90,93 tahun pada 2060 bagi perempuan dan dari 79,64 tahun jadi
84,19 tahun buat pria.
Lebih dari 20 persen penduduk Jepang berusia 65 tahun atau lebih, salah
satu bagian orang yang berusia lanjut paling tinggi di dunia.
Jepang memiliki sangat sedikit imigrasi dan setiap saran mengenai
pembukaan perbatasan bagi pekerja muda yang dapat membantu menutup
jurang pemisah penduduk malah memicu rekasi keras dari masyarakat.
Populasi kelabu membuat sakit kepala pembuat kebijakan yang menghadapi
upaya untuk menjamin kolam pekerja yang bercampur-aduk dapat membayar
jumlah pensiunan yang membengkak.
Namun buat sebagian perusahaan Jepang, terbaliknya piramida usia
tradisional memberi peluang komersial. Unicharm mengatakan penjualan
popok dewasanya sedikit telah melampaui penjualan popok buat bayi dalam
tahun fiskal sampai Maret, untuk pertama kali sejak perusahaan itu
memasuki pasar senior.
Perusahaan tersebut mulai menjual popok buat bayi pada 1981 dan untuk
dewasa pada 1987, kata juru bicara Kazuya Kondo --yang tak bersedia
menyebutkan jumlah khusus mengenai penjualan itu.
Kompas.com
Sumber : http://lifestyle.lintas.me/go/tombolshare.blogspot.com
Vote
Pendapatmu Bagaimana?
Sangat Baik0%
Baik0%
Cukup0%
Kurang Baik0%
0 komentar:
Posting Komentar