A.
PROSA LAMA & PROSA BARU
1.
Prosa
Baru
Prosa baru merupakan pancaran dari
masyarakat baru. Karya-karya prosa yang dihasilkan oleh masyarakat baru
Indonesia mulai fleksibel dan bersifat universal; ditulis dan dilukiskan secara
lincah serta bisa dinikmati oleh lingkup masyarakat yang lebih luas.
Ciri ciri prosa baru :
1.
Dinamis,
perubahannya cepat
2.
Rakyat
Sentris, mengambil bahan dari rakyat sekitar
3.
Realistis,
bentuknya roman, novel, cerpen, drama, kisah, dsb.
4.
Di
pengaruhi sastra Barat
5.
Nama
pencipta selalu dicantumkan
Jenis-jenis prosa baru :
1. Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang
mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman,
pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa
atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan
suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak
digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi
kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Berdasarkan isinya, roman dapat dibagi
menjadi roman sejarah, roman sosial, roman jiwa, roman tendens.
2. Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu novella
‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan
pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik.
Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku.
lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih
pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh
Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya
Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
3. Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang
menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling
menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu
tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh
Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah
yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
4. Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu
karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri
(otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga
dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof.
Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara.
5. Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan
pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang
isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
6. Resensi
Resensi adalah pembicaraan /
pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat
memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti
tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan
saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
7. Esai
Esai adalah ulasan / kupasan suatu
masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya
bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya,
seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera
pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi. dan
tidak boleh di sentuh oleh siapa pun.
2.
Prosa
Lama
Prosa lama merupakan karya sastra yang
belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa
lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum
dikenalnya bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke
indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, bentuk tulisan pun mulai
banyak dikenal.
Ciri ciri prosa lama :
1.
Statis,
lamban perubahannya
2.
Istana
Sentris, bersifat kerajaan
3.
Bersifat
fantastis, bentuknya hikayat, dongeng
4.
Di
pengaruhi sastra Hindu dan Arab
5.
Tidak
ada pengarang atau anonim
Jenis-jenis Prosa Lama:
1. Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab,
berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja
yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki
seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam
hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh: Hikayat Hang Tuah,
Kabayan, Si Pitung, Hikayat Si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Sang
Boma, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.
2. Sejarah
(tambo)
Sejarah (tambo) adalah salah satu bentuk
prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang
diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan
peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan
silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah
Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis
tahun 1612.
3. Kisah
Kisah adalah cerita tentang cerita
perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh:
Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.
4. Dongeng
Dongeng adalah suatu cerita yang
bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut:
a.
Fabel,
adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral
(biasa pula disebut sebagai cerita binatang). Beberapa contoh fabel, adalah:
Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil
dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung Bangau dengan Ketam, Siput dan
Burung Centawi, dll.
b.
Mite
(Mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap
sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempuyai kekuatan gaib. Contoh-contoh
sastra lama yang termasuk jenis mitos, adalah: Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo,
Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian,
Puntianak, Kelambai, dll.
c.
Legenda,
adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat
atau wilayah. Contoh: Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dll.
d.
Sage,
adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan
keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Beberapa contoh
sage, adalah: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dll.
e.
Parabel,
adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan
menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh: Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan
Budiman, Mahabarata, Bhagawagita, dll.
f.
Dongeng
jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas, atau cerdik dan
masing-masing dilukiskan secara humor. Contoh: Pak Pandir, Lebai Malang, Pak
Belalang, Abu Nawas, dll.
5. Cerita
berbingkai
Cerita berbingkai adalah cerita yang di
dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh:
Seribu Satu Malam.
B. BIOGRAFI & OTOBIOGRAFI
1.
Pengertian
Biografi
Secara bahasa, biografi berasal dari kata
bios, dan graphien. Bios dalam bahasa yunani, berarti hidup, dan graphien
berarti tulis. Jadi biografi adalah tulisan mengenai perjalanan atau kisah
riwayat hidup, dari seseorang. Secara lebih lengkap, biografi adalah sebuah
catatan yang dIbuat oleh seseorang, mengenai perjalanan hidup orang lain.
“Biografi
adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih
kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati, dan data-data
pekerjaan seseorang. Biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat
dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut. Dalam biografi tersebut dijelaskan
secara lengkap kehidupan seorang tokoh sejak kecil sampai tua, bahkan sampai
meninggal dunia. Semua jasa, karya, dan segala hal yang dihasilkan atau
dilPenuliskan oleh seorang tokoh dijelaskan juga “
Biografi adalah jenis catatan, yang
menceritakan tentang kisah perjalanan hidup seseorang. Mulai dari seseorang itu
kecil, hingga dewasa. Biografi menceritakan tentang proses perjalanan
kehidupan, dan detail langkah yang diambil seseorang, hingga bisa meraih
kesuksesannya. Seiring dengan semakin banyaknya, orang yang menulis tentang
biografi seseorang, maka muncul juga biografi –biografi yang secara sengaja
ditulis sendiri, oleh tokoh yang sedang diceritakan dalam biografi tersebut. Biografi
yang ditulis sendiri,oleh kita sendiri, biasa disebut sebagai
autobiografi. Karena hal itu, maka
biografi dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu biografi, dan autobiografi atau
sering juga disebut otobiografi.
2.
Pengertian
Autobiografi ( Otobiografi)
Pada dasarnya autobiografi adalah salah
satu, dari banyak jenis biografi yang ada. Autobiografi sendiri, berasal dari kata,
autos, bios, dan graphien. Ketiga kata ini, diambil dari bahasa yunani. Bios
dan Graphien artinya perjalanan hidup seseorang. Sedangkan Autos artinya
sendiri. Jadi, jika digabungkan autobiografi berarti sebuah biografi, yang
ditulis oleh tokoh itu sendiri. Nah, dari definisi yang berbeda itu, muncul
perbedaan – perbedaan biografi dengan autobiografi, dari mulai cara
kepenulisannya, isi, dan kegunaannya. kita akan bahas, mengenai perbedaan –
perbedaan biografi dan autobiografi, di bagian bawah, plus beberapa contoh dari
biografi dan beberpa contoh dari autobiografi, supaya kita bisa lebih paham.
Intinya, biografi adalah catatan perjalanan hidup
seseorang, yang ditulis oleh orang lain. Sedangkan autobiografi adalah sebuah
biografi, yang ditulis oleh tokoh itu sendiri.
·
Perbedaan
Biografi dengan Autobiografi
BIOGRAFI
1.
Biografi
adalah sebuah perjalanan hidup seseorang, yang ditulis oleh orang lain.
2.
Subject
dari biografi adalah orang – orang terkenal, atau tokoh – tokoh terkenal, yang
mempunyai banyak jasa, karya, ataupun pemikiran yang banyak bermanfaat untuk
orang lain.
3.
Biografi
biasanya dIbuat dengan mengandalakan literatur – literatur, dokumen penting,
atau bahkan narasumber, sebagai saksi dalam mengungkapkan peristiwa, dan fakta
– fakta yang terjadi, di dalam perjalanan hidup (biografi) tersebut.
4.
Biografi,
biasanya berisikan informasi yang mengandung hikmah, motivasi dan sejarah
penting yang dapat dijadikan suri teladan bagi yang membacanya
Contoh Biografi yang Ditulis, Dalam Bentuk Buku ;
Buku Biografi Anies Rasyid Baswedan,
ditulis oleh Muhammad Husnil
Buku Biografi Abu Bakar ash-Shiddiq,
ditulis oleh Dr. Muhammad Husain Haikal
Buku Biografi Soekarno Putra Fajar,
ditulis oleh Solichin Salim
AUTOBIOGRAFI
1.
Autobiografi
adalah sebuah perjalanan hidup seseorang, yang ditulis oleh tokoh itu sendiri,
atau dengan bantuan penulis lain, yang dIbuat berdasarkan pengalaman atau
ingatan tokoh itu sendiri.
2.
Autobiografi
biasanya berisi informasi mengenai masa kehidupan tokoh itu sendiri, dari yang
sulit hingga mencapai keberhasilan.
3.
Autobiografi
seringkali hanya menampilkan informasi yang bersifat positif saja. Bahkan
sering kali, autobiografi ditulis dalam rangka, pencitraan seorang tokoh
politik.
4.
Autobiografi
biasaya ditulis, agar masyarakat lebih mengenal dan mengetahui tentang apa yang
sudah dilakukannya selama ia hidup, sehingga bisa diambil hikmah, dan pelajaran
yang berharga, yang ada di dalamnya.
Contoh Autobiografi yang Ditulis, Dalam Bentuk Buku:
Buku chairul tanjung, “si anak singkong”
Buku Susilo Bambang Yudhoyono, “selalu
ada pilihan”
Buku Ahmad Syafii Maarif “Titik – titik
kisar, dalan perjalananku”
C. CONTOH BIOGRAFI TOKOH DALAM KEBUDAYAAN
Prof.
Dr. Koentjaraningrat
Prof Dr Koentjaraningrat tertarik bidang
ilmu antropologi sejak menjadi asisten Prof GJ Held, guru besar antropologi di
Universitas Indonesia, yang mengadakan penelitian lapangan di Sumbawa. Sarjana
Sastra Bahasa Indonesia dari Universitas Indonesia 1952, ini meraih gelar MA antropologi
dari Yale University, AS, 1956 dan Doktor antropologi dari Universitas
Indonesia, 1958. Pak Koen merintis berdirinya sebelas jurusan antropologi di
berbagai universitas di Indonesia. Ilmuwan yang mahir berbahasa Belanda dan
Inggris ini juga tekun menulis. Beberapa karya tulisnya telah menjadi rujukan
bagi dosen dan mahasiswa di Indonesia. Ia banyak menulis mengenai perkembangan
antropologi Indonesia. Sejak tahun 1957 hingga 1999, ia telah menghasilkan
puluhan buku serta ratusan artikel. Melalui tulisannya, ia mengajarkan
pentingnya mengenal masyarakat dan budaya bangsa sendiri. Buah-buah pikirannya
yang terangkum dalam buku kerap dijadikan acuan penelitian mengenai kondisi
sosial, budaya, dan masyarakat Indonesia, baik oleh para ilmuwan Indonesia
maupun asing. Salah satu bukunya yang menjadi pusat pembelajaran para
mahasiswanya adalah Koentjaraningrat dan Antropologi Indonesia, yang
diterbitkan pada tahun 1963. Dalam buku itu, diceritakan kegiatan Prof Dr
Koentjaraningrat dalam menimba ilmu. Juga di dalamnya, dia menjadi tokoh pusat
dalam perkembangan antropologi.
Selain itu, bukunya Pengantar
Antropologi yang diterbitkan pada tahun 1996 telah menjadi buku pegangan para
mahasiswa di berbagai universitas dan berbagai jurusan yang ada di Indonesia. Buku
lainnya yang pernah diterbitkannya adalah hasil penelitian lapangan ke berbagai
wilayah di Indonesia seperti Minangkabau, daerah Batak hingga pelosok Irian
Jaya. Buku itu berjudul Keseragaman Aneka Warna Masyarakat Irian Barat (1970),
Manusia dan Kebudayaan di Indonesia (1971), Petani Buah-buahan di Selatan
Jakarta (1973), Masyarakat Desa di Indoensia (1984), Kebudayaan Jawa (1984),
Masyarakat Terasing di Indonesia (1993), dan sebagainya. Selain itu, ia juga
pernah mengadakan penelitian di negara lain seperti Belanda dan Belgia. Kepribadiannya
yang khas, meninggalkan kesan tersendiri dalam ingatan para mahasiswanya. Kesan
dan pandangan para mahasiswa, kerabat, sahabat dan koleganya, sepertinya dapat
mengungkapkan jati diri seorang tokoh dalam berbagai aspek kehidupannya di
kelas, di rumah, dan di dalam kehidupan sehari-hari. Pada mulanya ia pernah
ditugaskan untuk mengembangkan pendidikan dan penelitian dalam antropologi. Dia
menyiapkan dan menyediakan bahan untuk pengajaran. Dalam rangka pemenuhan
tugas-tugas itu, ia tidak hanya produktif menulis buku-buku acuan pendidikan
antropologi, melainkan dia juga menulis buku-buku dan artikel ilmiah lainnya
berkenaan dengan kebudayaan, suku bangsa, dan pembangunan nasional di
Indonesia.
Profesor bernama lengkap
Koentjoroningrat ini dilahirkan di Yogyakarta, 15 Juni 1923, sebagai anak
tunggal. Ayahnya, RM Emawan Brotokoesoemo, adalah seorang pamong praja di
lingkungan Pakualaman. Sementara ibunya, RA Pratisi Tirtotenojo, sering
diundang sebagai penerjemah bahasa Belanda oleh keluarga Sri Paku Alam.
Walaupun anak tunggal, didikan ala Belanda yang diterapkan ibunya membuatnya
menjadi pribadi yang disiplin dan mandiri sejak kecil. Pada usia delapan tahun,
ia mulai bersekolah di Europeesche School. Pada masa-masa itu, ia sering menghabiskan
waktu bermain di lingkungan keraton. Kedekatannya dengan lingkup keraton yang
kental dengan seni dan kebudayaan Jawa, sedikit banyak memengaruhi pembentukan
kepribadiannya sebagai antropologi di kemudian hari. Selepas dari Europeesche
School, remaja yang juga punya bakat melukis ini meneruskan sekolah ke AMS dan
mulai mempelajari seni tari di Tejakesuman. Bersama dua sahabatnya, yaitu
Koesnadi (fotografer) dan Rosihan Anwar (tokoh pers), Koentjaraningrat rajin
menyambangi rumah seorang dokter keturunan Tionghoa untuk membaca, di antaranya
disertasi tentang antropologi milik para pakar kenamaan. Kemudian, ia pun
meraih gelar sarjana sastra bahasa Indonesia dari Universitas Indonesia, pada
1952. Selanjutnya, pada tahun 1956, ia mendapat gelar MA dalam antropologi dari
Yale University, AS. Kemudian meraih gelar doktor antropologi dari Universitas Indonesia,
1958.Karier yang pernah dijabatnya yakni menjadi Guru Besar Antropologi pada
Universitas Indonesia. Kemudian menjadi Guru Besar Luar Biasa pada Universitas
Gadjah Mada, dan juga Guru Besar di Akademi Hukum Militer di Perguruan Tinggi
Ilmu Kepolisian. Begawan antropologi Indonesia ini juga pernah diundang sebagai
guru besar tamu di Universitas Utrecht, Belanda, Universitas Columbia,
Universitas Illinois, Universitas Ohio, Universitas Wisconsin, Universitas
Malaya, Ecole des Hautes, Etudes en Sciences Sociales di Paris dan Center for
South East dan Asian Studies di Kyoto. Berbagai penghargaan telah dianugerahkan
padanya atas pengabdiannya dalam pengembangan ilmu antropologi. Di antaranya,
penghargaan ilmiah gelar doctor honoris causa dari Universitas Utrecht, 1976
dan Fukuoka Asian Cultural Price pada tahun 1995. Pak Koen juga mendapat
penghargaan Satyalencana Dwidja Sistha dari Menhankam RI (1968 dan 1981).
·
Tutup
Usia
Antropolog pertama Indonesia ini
meninggal dunia dalam usia 75 tahun, Selasa 23 Maret 1999 sekitar pukul 16.25,
di RS Kramat 128, Jakarta Pusat. Dia telah terkena stroke sejak 1989.
Dimakamkan di TPU Karet Bivak, Rabu 24 Maret 1999 sekitar pukul 13.00. Sebelumnya
disemayamkan di rumah duka di Jl Daksinapati Timur IV/C2, Kompleks IKIP
Rawamangun. Hadir melayat antara lain ahli filsafat dan budayawan Prof Dr Toeti
Herati Nuradi, mantan Mendikbud Prof Dr Fuad Hassan, Direktur Sejarah dan Nilai
Tradisional Dr Anhar Gonggong, dan sosiolog Prof Dr Sardjono Jatiman.Menurut
keterangan putri ketiganya, Ny Rina "Maya" Tamara, perintis
berdirinya Jurusan Antropologi UI dan sejumlah universitas negeri lainnya ini,
memang sudah sejak lama menderita stroke dan terkena serangan mendadak beberapa
kali. Serangan stroke pertama kali terjadi selang setahun setelah ia resmi
mengakhiri masa dinasnya sebagai pegawai negeri, 15 Juni 1988. Menurut Maya,
mendiang ayahnya Senin malam 22 Maret 1999 sekitar pukul 22.10 secara mendadak
tak sadarkan diri setelah sebelumnya sempat muntah-muntah, dan segera dilarikan
ke RS Kramat 128. Pak Koen meninggalkan seorang istri, Kustiani yang dikenal
sejak kuliah di UI, tiga anak, Sita Damayanti, Rina Tamara, dan Inu Dewanto,
dan empat cucu